Janjikan Perubahan Jambi
Nama: Drs H Zulkifli Nurdin, MM
Lahir: Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur, Jambi, 12 Juli 1948
Agama: Islam
Istri: Hj Ratu Munawaroh
Anak:
1. Zumi Zola
2. Zumi Zoftan
3. Zumisha Nudia Zaquita
4. Zumi Laza
5. Amalia Saslika Maharani
6. Amalia Azra Maharani
Orangtua:
-Ayah Nurdin Hamzah (meninggal tahun 1982)
-Ibu Hj. Nurhasanah (lahir tahun 1930)
Saudara Kandung:
Anak Pertama dari 10 Saudara
1. Zulkifli
2. Dewi Asnah (pengusaha ritel)
3. Nuridjah (Almarhum, Istri Walikota Jambi)
4. Nuraini
5. Hazrin (pengusaha, tinggal di Jakarta)
6. Rusli (Almarhum, meninggal dalam usia 18 hari)
7. Ermawati
8. Aminah Suraini
9. Hermanto (pengusaha, tinggal di Jakarta)
10. Alamsyah (pengusaha, tinggal di Jakarta)
Pendidikan:
1. Sekolah Rakyat (SR) Muara Sabak
2. Tahun 1961, lulus Sekolah Rakyat (SR) Taman Budaya, Jambi
3. Tahun 1964, lulus SMP Negeri I Jambi
4. Tahun 1967, lulus SMA Negeri 2 Jambi
5. Tahun 1970, meraih gelar Sarjana Muda Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI)
6. Tahun 1986, tamat Sarjana S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) 1945, Surabaya
Pengalaman Kerja:
-Wakil Kepala Cabang PT Nurdin Hamzah, Jakarta (1968-1978)
-Kepala Cabang PT Nurdin Hamzah, Jakarta (1973-1978)
-Kepala Cabang PT Nurdin Hamzah, Surabaya (1978-1982)
-Direktur Utama PT Nurdin Hamzah, Jakarta (1982-1990)
-Direktur Utama PT Indowana Citra Persada, Tangerang (1990-1996)
-Direktur Utama PT Gemilang Jambi Development, Jambi (sejak 1995-sekarang)
-Direktur Utama PT Dinza Jaya Putra, Jakarta (sejak 1995-sekarang)
-Direktur Utama sejumlah Bank Perkredita Rakyat (BPR), di Jambi
-Ketua Tim Promosi Daerah ke Luar Negeri (1996-2000)
Karir Politik:
-Bendahara DPD Golkar Jambi, 1996
-Ketua DPW PAN Jambi (dua periode)
-Anggota DPR RI, 1998
-Gubernur Jambi, 1999-2004
Kegiatan Organisasi Profesi/Kemasyarakatan
-Ketua APEGTI Jambi (1985-1990)
-Ketua Puskud Jambi
-Katua Kadinda Jambi (1990-1995 dan 1995-2000)
-Ketua Koni Jambi
-Ketua PB Persani
-Wakil Presiden SEAGCON di Kuala Lumpur
-Ketua Penyantun Madrasah Nurdin Hasanah (1986-sekarang)
-Ketua Perkumpulan Mesjid Nurdin Hasanah (1987-sekarang)
-Ketua Perkumpulan Alumni SMA Negeri Jambi di Jakarta (1990-1992)
-Ketua Persatuan Mahasiswa Jambi dan Kerinci di Jakarta (1968-1976)
Tanda Penghargaan:
-Ketahanan Pangan Tingkat Nasional dari Presiden RI
-Satya Lencana Wirakarya Bidang Pertanian
-Satya Lencana Wirakarya Program Keluarga Berencana
-Aditya Karya Mahadva Yudha Utama Pembina Terbaik Karang Taruna
-Traditional Society Award sebagai Keberhasilan Membina Suku Anak Dalam dari KOPSAD
-Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara atas Keberhasilan Jambi Meningkatkan Kinerja Aparatur
-Lencana Melati Presiden Megawati Soekarno Putri atas pembinaan Kepramukaan
Alamat Kantor:
Jalan Jend.A. Yani No. 1, Jambi
Telp. (0741) 62697, Faks. (0741) 62321
Alamat Rumah:
Jalan Sultan Thaha No. 1, Jambi
Telp. (0741) 22013, 22657
Sumber antara lain:
A Shomad dkk, Di Bawah Dukungan Rakyat, Jejak dan Langkah Reformasi 5 Tahun Kepemimpinan Zulkifli Nurdin, Penerbit LSO-SDM, 2004
Melalui Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar, Zulkifli Nurdin kembaIi maju sebagai calon gubernur periode kedua, tahun 2005-2010, berpasangan dengan Antony Zeidra Abidin. Selama lima tahun kepemimpinannya (1999-2004), di bawah dukungan penuh rakyat, Zulkifli Nurdin telah menunjukkan sosok yang sesungguhnya sebagai pemimpin yang memnjanjikan perubahan bagi Jambi.
Ke depan ia sudah menyiapkan sejumlah perubahan besar yang bisa membawa Jambi meraih berbagai keberhasilan. Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum Partai Golkar, menyebutkan, Zulkifli Nurdin sangat obsesif membangun daerah Jambi.
Zulkifli adalah pengusaha sukses yang melejit sebagai politisi ulung di era reformasi. Ia berangkat menuju Gedung DPR/MPR RI, Senayan, menjadi anggota Dewan sebagai wakil konstituen Partai Amanat Nasional Jambi. Ia meninggalkan posisi empuk sebagai Bendahara DPD Golkar Provinsi Jambi, yang diembannya sejak 1996, untuk memulai membangun kehidupan dan kekuatan politik baru di Jambi sejak tahun 1998.
Ia adalah Pendiri sekaligus Ketua pertama DPW Partai Amanat Nasional Jambi. Zulkifli memang sangat mengidealkan visi politik Sang Tokoh Reformasi, HM Amien Rais, sekaligus mengidolakan ketokohan mantan Ketua PP Muhammadiyah itu. Itulah sebab ia begitu mulus melenggang ke Senayan. Sehari-hari ia berkantor di Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, setelah terpilih menjadi anggota DPR/MPR RI hasil Pemilu 1999.
Tapi Zulkifli Nurdin, dengan Nomor Anggota A.227, hanya enam bulan menikmati kursi empuk sebagai anggota Dewan yang terhormat. Ia lalu digantikan Rizal Djalil. Panggilan tugas dan suara besar arus bawah sangat kuat meminta Zulkifli kembali ke Jambi sebagai pemimpin rakyat. Rakyat meminta Zulkifli untuk melakukan sejumlah perubahan mendasar di sejumlah bidang, sesuai tuntutan reformasi. Rakyat Jambi sangat menginginkan, provinsi yang terletak di tengah-tengah Pulau Sumatera itu harus lebih maju dibanding provinsi lainnya. Rencana Zulkifli memenuhi keinginan rakyat menjadi pemimpin pembawa perubahan di Jambi, tidaklah mudah direalisasikan. Awalnya ia dinilai tidak mempunyai pengalaman birokrasi pemerintahan. Partai yang dipimpin, sekaligus menjagokannya, Partai Amanat Nasional (PAN), relatif masih baru dan hanya mempunyai tiga kursi di DPRD Provinsi Jambi. Namun sejumlah besar anggota Dewan lain, teryata sangat mendengarkan dan mengikuti aspirasi dan suara hati nurani rakyat, yang tetap berkembang kuat di tingkat bawah. Rakyat sangat mendambakan agar pengusaha sukses kelahiran Muara Sabak, Jambi, 12 Juli 1948, ini terpilih menjadi Gubernur baru, menggantikan Abdurrachman Sayoeti yang sudah menjabat dua periode (1989-1999). Rakyat menilai, Zulkifli Nurdin merupakan satu-satunya pemimpin yang paling tepat membawa Jambi ke arah perubahan yang lebih demokratis. Nama Zulkifli melambung tinggi di atas dua kandidat lain, Hasip Kalimuddin Syam dan Ramlie Djalil. Padahal, keduanya sudah mempunyai jam terbang tinggi di pemerintahan. Hasip pernah menjabat Bupati Batanghari, Sekda Provinsi Jambi, dan terakhir Wakil Gubernur Jambi Bidang Kesejahteraan Rakyat. Ramli, masih menjabat Ketua Bappeda Provinsi. Pada pemilihan 22 November 1999, ternyata Zulkifli meraih 30 suara, Hasip 13 suara dan Ramlie hanya mendapat 2 suara. Zulkifli resmi menjadi Gubernur di daerah “Sepucuk Jasmbi Sembilan Lurah” itu, sejak dilantik 10 Desember 1999. Sang Ibu, Nurhasanah, wanita kelahiran 1930, yang tinggal di Jalan Bangka IX No. 53, Jakarta Selatan, mencoba menjelaskan, mengapa sinar cemerlang anak sulungnya itu begitu mempesona rakyat. Zulkifli Nurdin, kata Nurhasanah, selain terampil berbisnis, juga memiliki talenta menjadi seorang pemimpin.
Meraih Sejumlah Penghargaan
Zulkifli Nurdin sedikit banyak telah berhasil memenuhi harapan rakyat, di sepanjang lima tahun terakhir kepemimpinannya 1999-2004 sebagai Gubernur Jambi. Ia memimpin di bawah dukungan penuh rayat. Sejumlah penghargaan dari pemerintah, maupun institusi lain, menjadi pertanda keberhasilan Zulkifli membawa perubahan yang signifikan bagi Jambi.Di bidang ketahanan pangan, misalnya, Jambi berhasil memperoleh penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional dari Presiden RI. Zulkifli juga memperoleh penghargaan Satya Lencana Wirakarya Bidang Pertanian. Karena keberhasilan meningkatkan kesejahteraan keluarga Jambi, khususnya melalui Program KB, Zulkifli memperoleh penghargaan dari Pemerintah berupa Satya Lencana Wirakarya Program Keluarga Berencana.Kegigihan dan keberhasilan Zulkifli meningkatkan disiplin seluruh aparat pemeritahan Provinsi Jambi, turut pula memperoleh penghargaan. Pemerintah, dalam hal ini Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara (Men-PAN), menganugerahkan Zulkifli penghargaan atas Keberhasilan Jambi Meningkatkan Kinerja Aparatur.Sebagai pemimpin muda vioner yang obsesif membawa perubahan, Zulkifli memperoleh penghargaan Aditya Karya Mahadva Yudha Utama Pembina Terbaik Karang Taruna, dan Lencana Melati, yang langsung disematkan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri atas pembinaan Kepramukaan. Dan, dari KOPSAD Zulkifli memperoleh penghargaan Traditional Society Award atas Keberhasilan Membina Suku Anak Dalam.Zulkifli Nurdin bekerja sungguh-sungguh dengan dukungan rakyat. Karena keberhasilan dan jejak rekam yang cemerlang sebagai pemimpin pembawa perubahan, itulah maka pada pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada) Jambi Juni 2005, sebagian besar rakyat Jambi masih mengharapkan sosok Zulkifli dapat terpilih kembali. Ketua DPW PAN Jambi ini masih merupakan salah satu pemimpin terkuat Jambi, yang mampu menawarkan sejumlah perubahan baru bagi masyarakat.
Anak Pinggiran Tepi Sungai
Zulkifli Nurdin lahir sebagai anak sulung dari Ayah H Nurdin Hamzah, dan Ibu Hj Nurhasanah, pada 12 Juli 1948 di Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur, Jambi. Semasa hidup Nurdin Hamzah, almarhum ayahnya itu sangat terkenal sebagai tokoh dan pengusaha terpandang di Jambi. Wilayah bisnisnya menjangkau berbagai provinsi di tanah air, hingga Singapura dan Malaysia segala. Pada masanya, Nurdin Hamzah yang awalnya mendirikan Firma Nurdin Hamzah, kemudian PT Nurdin Hamzah, dikenal sebagai salah seorang dari tujuh pengusaha terkemuka Jambi.Salah satu bukti kepiawaian Ayahnya berbisnis, dan memimpin perusahaan yang namanya sesuai nama pendiri yakni dirinya sendiri, PT Nurdin Hamzah, adalah kepopulerannya sebagai pedagang yang memasok kebutuhan tepung terigu dan gula pasir ke seantero Jambi.
Perkembangan bisnis PT Nurdin Hamzah setapak demi setapak secara pasti selalu melibatkan peran si anak sulung, Zulkifli Nurdin. Bahkan, gemblengan sebagai pebisnis telah memberikan pelajaran praktis yang sangat berharga bagi Zulkifli. Ia menjadi telaten mengasah bakat kemampuan bisnis dan kepemimpinan.
Masa kecil Zulkifli tak beda jauh dengan anak-anak Muara Sabak lainnya. Siang hari ia biasa bermain akrab dengan teman-teman sebaya. Dengan bermain gasing dan cecak lele Zulkifli kecil terbiasa bersosialisasi dengan teman-teman. Permainan itu tekun ia lakukan hingga sebelum memasuki bangku sekolah. Lalu setiap malam tiba, Zulkifli rajin belajar mengaji kepada seorang ustadz di kampung, Almarhum Ustadz Sueb.
Sebagai anak yang lahir dan besar di Muara Sabak, Zulkifli sangat senang dan gemar memancing ikan di sungai. Sekaligus, ia juga kerap berenang bersama kawan-kawan di pinggiran tepian sungai itu.
Walau mempunyai pembawaan yang kalem Zulkifli mempunyai rasa solidaritas yang tinggi terhadap kawan-kawan. Di usia kanak-kanak ia sudah menampakkan kemampuan sebagai solidarity maker, salah satu ciri khas setiap pemimpin modern.Sesuai bimbingan orangtua, sebagai anak yang taat beragama, di usia lima tahun ia sudah lafal mengkhatamkan Al-Qur’an. Mengikuti kebiasaan nenek moyang, Sang Ayah menandai kemampuan baru Zulkifli dengan membuat syukuran Khatam Qur’an.Sang Ayah, Nurdin Hamzah, sudah mempersiapkan anak sulungnya ini sedari kecil sebagai pemimpin. Nurdin Hamzah selalu memberikan didikan yang cukup keras, khususnya pendidikan tentang hidup disiplin, hemat, ulet, tekun dan hidup yang bertanggungjawab.Walau lahir dan besar di lingkungan keluarga yang terpandang, dan berkecukupan secara ekonomi, Zulkifli muda tetap diajar Ayahnya melakukan sejumlah pekerjaan kasar. Seperti membersihkan kamar mandi, mengambil kayu bakar, mengepel lantai, dan sejumlah pekerjaan rutin lainnya.
Padahal di rumah, sesungguhnya tersedia sejumlah orang pembantu rumah tangga. Sang Ayah harus tega memberikan didikan keras untuk membentuk sosok Zulkifli sebagai pekerja keras yang ulet, sekaligus memiliki prinsip yang kuat dalam berbisnis dan bermasyarakat. Pekerjaan rutin harian di rumah tersebut, di luar keharusan Zulkifli bekerja mendampingi Sang Ayah berbisnis.
Aktivis Sekolah
Zulkifli memasuki Sekolah Rakyat (SR) di Muara Sabak. Di sini kecerdasan Zulkifli mulai menonjol. Kalau diminta memecahkan persoalan di lingkungan teman-teman sekolah, ia selalu memiliki inisiatif untuk menemukan solusi. Ia aktivis organisasi pelajar di sekolah, bahkan terpilih menjadi ketuanya. Ia adalah pemimpin belia yang cerdas dan terampil.Zulkifli muda juga aktif berolahraga dan berkesenian. Ia kerap terpilih mewakili sekolah, berlomba dalam ajang pertandingan sepakbola antar sekolah atau dalam perlombaan kesenian dengan sekolah-sekolah lain.Zulkifli harus pindah sekolah dari Muara Sabak ke Sekolah Rakyat Taman Budaya, Jambi, atas permintaan Sang Ayah, persis mendekati kelulusan SR. Ia lalu memulai kehidupan baru sebagai anak Kampung Manggis, yang terletak persis di jantung pusat kota Jambi. Hidup di kota kehidupan pribadi Zulkifli tetap terjaga dalam lingkungan yang agamis. Masyarakat Kampung Manggis adalah masyarakat Islam yang taat menjalankan syariat agama (kaffah).Pada pagi hingga siang hari Zulkifli harus tekun belajar di sekolah. Ia dididik sangat keras dan penuh disiplin. Ia mengisi waktunya di luar jam-jam pelajaran dengan membantu usaha Ayah, seperti mengemasi tepung-tepung agar siap diperdagangkan. Pada usia SMP Zulkifli sudah sering bepergian ke Singapura, mendampingi Ayah menemui mitra-mitra bisnis. Zulkifli selalu menganggap semua waktu-waktu yang dimilikinya penting.
Ia hidup seolah tanpa menyisakan sedikitpun waktu luang terbuang percuma. Pada malam hari pun, walau sudah tinggal di kota, ia tetap taat melanjutkan pelajaran mengajinya kepada sejumlah Pak Ustadz, seperti Ustadz Sueb, Ustadz Kari, Ustadz Hasan, atau Ustadz Madjid. Pada usia akil balik ia sudah mampu mengkhatamkan Al-Qur’an 30 Juz.Tahun 1961 Zulkifli menyelesaikan pendidikan SR Taman Budaya, dan melanjutkannya ke SMP Negeri I Jambi, tamat tahun 1964. Zulkifli kemudian menyelesaikan pendidikan SLTA di SMA Negeri 2 Jambi, tahun 1967.
Pewaris Usaha
Zulkifli Nurdin sebagai didesain sebagai pewaris usaha keluarga. Sang Ayah, Nurdin Hamzah, menggembleng Zulkifli agar memiliki kemampuan mengembangkan usaha tak hanya sebatas Jambi, melainkan merambah ke Padang, Palembang hingga Surabaya dan mancanegara.Zulkifli kemudian memasuki bangku akademis di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI), hingga sukses menggondol ijazah Sarjana Muda tahun 1970.Karena kesibukan berbisnis, ketika usaha PT Nurdin Hamzah sudah semakin berkembang, Zulkifli baru berkesempatan menyelesaikan pendidikan sarjana penuh dan meraih gelar doktorandus sesudah berada di Surabaya. Ia adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (Untag), Surabaya. Ia harus kuliah di Surabaya sebab ia ditunjuk sebagai Kepala Cabang baru PT Nurdin Hamzah, di Surabaya.
Zulkifli memperoleh jabatan dan posisi sebagai Kepala Cabang, di Surabaya, sebagai jabatan resmi pertama yang Ayahnya percayakan. Merupakan pewaris utama perusahaan, Sang Ayah mengajar Zulkifli merangkak dan membangun karir sungguh-sungguh dari bawah, sama seperti karyawan lain. Ia tak diizinkan langsung serta merta menjadi petinggi perusahaan.Walau cerdas dan sesungguhnya berkesempatan meraih gelar sarjana penuh hingga pasca sarjana, di Jakarta, Zulkifli lebih patuh kepada gemblengan dan perintah Ayah merintis bisnis baru di area Surabaya. Sebagai manusia cerdas, sambil berbisnis ia berhasil menyelesaikan pendidikan akademisnya hingga strata satu.
Sangat Obsesif
Sebagai pebisnis yang lahir dari gemblengan ekstra ketat dan penuh disiplin model Sang Ayah, Zulkifli Nurdin kemudian berkiprah di sejumlah kelompok masyarakat, sosial, ekonomi, politik, budaya dan keagamaan.
Ayah dari enam orang anak Zumi Zola, Zumi Zoftan, Zumisha Nudia Zaquita, Zumi Lazza, Amalia Saslika Maharani dan Amalia Azra Maharani, ini awalnya memasuki organisasi sosial politik Golongan Karya. Pada tahun 1996, sebagai pengusaha sukses, persis menjelang perubahan besar arus politik nasional ia terpilih menjadi Bendahara Golkar DPD Jambi.Namun begitu reformasi bergulir, karena kekaguman berikut kesamaan sudutpandang serta pola pikir dengan dedengkot reformasi HM Amien Rais, Zulkifli melirik partai lain menjadi pioner pendirian Partai Amanat Nasional (PAN) di wilayah Jambi. Zulkifli Nurdin, yang namanya sesungguhnya belumlah begitu terdengar di panggung politik ketika itu, bersama Amien Rais menyihir banyak orang khususnya kaum muda, aktivis kampus dan politik Jambi untuk bergabung PAN.Beranjak dari kecocokan berpikir dan cara Amien Rais menyelesaikan permasalahan bangsa, Zulkifli Nurdin bukan hanya menjadi tertarik terjun ke politik praktis. Melainkan, ia menjadi mempunyai kiprah politik yang bersinar dimana-mana. Bukan hanya terpilih menjadi Ketua DPW PAN Jambi, pada Pemilu 1999 ia melenggang pula ke Senayan sebagai anggota Dewan yang terpilih mewakili Provinsi Jambi.
Zulkifli juga aktivis organisasi profesdi. Sebagai pelaku bisnis gula dan tepung terigu terkemuka, dalam organisasi bisnis ia lantas memperoleh kepercayaan menjabat sebagai Ketua Asosiasi Penyalur Gula dan Tepung Terigu (Apekti) se Provinsi Jambi. Bahkan, sepanjang tahun 1985-1990 ia adalah Pejabat Bulog Provinsi Jambi. Selepas dari Bulog, mengingat namanya sudah semakin berkibar sebagai pengusaha, Zukifli didaulat uagar bersedia memimpin sebuah organisasi, yang secara khusus menghimpun para pengusaha, yakni menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Jambi. Bahkan, ia mendudukinya hingga dua periode berturut-turut, antara tahun 1990-1995 dan 1995-2000.Ketika menjabat Ketua Kadinda Jambi itulah, Zulkifli Nurdin banyak bersentuhan sekaligus berkenalan dengan para pejabat, tokoh masyarakat, tokoh politik dan pengusaha sukses dari seluruh Indonesia. Muhammad Jusuf Kalla, misalnya, menyebutkan bahwa antara dirinya dengan Zulkifli memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama beranjak dari pengusaha ke pemerintah. Dan lebih spesifik lagi, keduanya pernah sama-sama menjadi Ketua Kadin Daerah.
Dalam melihat berbagai persoalan pun, ujar Kalla, mereka memiliki cara pandang dan gaya kepemimpinan yang relatif juga sama. Keduanya mengambil keputusan yang cepat dan tepat setelah melihat situasi lapangan. Jusuf Kalla dengan jeli mampu melihat bagaimana Zulkifli mempunyai kedekatan tatkala berhubungan dengan masyarakat, atau instansi lain. Kata Kalla, Zulkifli tetap memakai pola sama sebagai pengusaha dengan prinsip, seribu teman belum tentu cukup tetapi satu musuh berlebihan.Zulkifli Nurdin yang memperistri Hj Ratu Munawaroh, bagi masyarakat Jambi merupakan sosok pemimpin perubahan. Tidaklah mengherankan apabila Partai Golkar ikut melirik dan mendukungnya untuk merengkuh kembali jabatan periode kedua, 2005-2010. Sampai-sampai Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden yang juga Ketua Umum Partai Golkar menyebutkan Zulkifli, koleganya sesama pengusaha, sebagai seorang pemimpin yang berobsesi menjadikan Jambi pintu gerbang Sumatera.“Banyak sekali obsesinya dalam mendorong percepatan pembangunan Daerah Jambi, terutama dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Cita-cita mulia tersebut tentunya akan dapat diwujudkan, bila dibarengi dengan kerja keras dan dukungan semua lapisan masyarakat,” kata Jusuf Kalla, yang sangat yakin akan kemampuan Zulkifli Nurdin membangun Jambi.
Dekat dengan Rakyat
Bukan hanya Muhammad Jusuf Kalla, keepada warga Jambi bila ditanya pendapatnya tentang “Sang Pemimpin Pembawa Perubahan Jambi”, Zulkifli Nurdin, selalu saja akan memunculkan decak kagum, terharu dan segala macam.Zulkifli bagi warga adalah pemimpin yang dermawan, bersikap tegas, disiplin dan selalu menganggap seseorang yang berada di hadapannya penting. Ia juga humanis, mempunyai hubungan personal sangat tinggi dengan semua orang dan mampu tampil sebagai seorang solidarity maker. Zulkifli selalu optimistik menghadapi semua masalah, seberat apapun itu.Sebagaimana saat dididik masa kecil, Zulkifli dewasa tetap mempunyai jiwa religi yang tinggi dan akrab dengan budaya. Kedua unsur, agama dan budaya, selalu mempengaruhi keseharian karakter Zulkifli. Jiwa religiusnya menonjol sebab agama bagi Zulkifli adalah sarana pengendalian diri, bukan sekadar label formalitas belaka dengan pandangan sempit ‘saya benar kamu salah’. Zulkifli juga fasih menembang lagu-lagu daerah dengan warna karakter vokal yang memadai.
Zulkifli mempunyai personality yang tinggi. Jika bertemu dan berbicara dengan sahabat, siapapun itu, Zulkifli akan selalu berupaya mengenal dan mengingat nama orang yang ditemui. Ia menyapa semua orang secara hormat, bersedia menemui orang yang berasal dari kalangan bawah, dan menampakkan sikap akrab sebagai bukan basa-basi. Ia biasanya melempar senyum menandakan keakraban kepada lawan bicara. Ia pun dapat menghubungi sekaligus dihubungi orang lain lewat pesan singkat (SMS) telepon genggam. ►e-ti/haposan
TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Gubernur di Kancah Reformasi
Tahun 2000 Zulkifli Nurdin menjadi Gubernur Jambi pada saat kondisi Indonesia secara keseluruhan masih dalam keadaan terpuruk, belum dapat keluar dari jeratan krisis moneter yang membelenggu sejak pertengahan 1997. Namun, sebagai pemimpin baru yang menawarkan perubahan ia sudah bertekad akan membawa Jambi bergerak terus maju ke arah kehidupan yang lebih baik. Selaku pengusaha sukses yang terjun ke birokrasi, tanpa bermaksud menafikannya, Zulkifli tak mau terpengaruh oleh kondisi-kondisi aktual yang terjadi di lapangan. Sebab bisa-bisa ia malah terbebani oleh berbagai isu-isu temporer, seperti harga-harga melonjak tajam menyesuaikan dengan nilai tukar dolar. Demikian pula isu ancaman gangguan pemenuhan kebutuhan bahan-bahan pokok sehari-hari. Ia juga menghiraukan berbagai indikator ekonomi makro yang tidak mengembirakan, seperti suku bunga perbankan melejit di atas tujuh persen pertahun, tingkat pertumbuhan ekonomi melampaui titik nol mengarah ke angka minus 13 persen, serta pelarian modal berlangsung sangat deras. Bila melihat kondisi-kondisi aktual tersebut siapapun calon pemimpin pasti tidak akan tertarik menjadi pemimpin, apalagi di provinsi Jambi yang mempunyai julukan khas “Daerah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”. Setiap calon pemimpin itu akan berhadapan dengan setumpuk persoalan mulai dari ketidakpastian ekonomi, supremasi hukum yang mandul, serta ketidakberdayaan masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Zulkifli memahami semuanya sebagai fakta saja, yang bersifat temporer terjadi di lapangan. Sebagai pemimpin ia tak mau terpengaruh. Ia tegas-tegas bersikap optimistik, bahwa apapun permasalahan dan seberat apapun persoalan semua pasti bisa terlewati.
Itulah sikap awal Zulkifli Nurdin memulai langkah baru kepemimpinannya. Ia sangat percaya secercah harapan masih bila dibangkitkan di provinsi Jambi. Ia kemudian menggali apa yang pernah tersimpan di benaknya, sesuai pesan keluarga, bila Tuhan berkehendak maka Dia pasti akan memberikan kepercayaan dan ridho-Nya. Berdasarkan keyakinan itu Zulkifli meniatkan akan membangun dan memajukan kesejahteraan masyarakat Jambi, dan Insya Allah itu pasti akan tercapai. Untuk mewujudkanya, Zulkifli sesungguhnya sudah mempunyai bekal sebagai tipe perkerja keras yang tiada pernah berhenti berkarya, sebagaimana Sang Ayahanda Nurdin Hamzah menggemblengnya semenjak kanak-kanak. Zulkifli juga mempunyai pengetahuan dan profesionalisme yang tak diragukan lagi. Impian membawa perubahan secara bertahap pasti akan terwujud di bumi “Daerah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” ini.
Program 100 Hari
Begitulah optimisme pemimpin baru yang ingin melakukan sejumlah langkah perubahan secara cepat dan tepat. Zulkifli memulai pekerjaannya sebagai pemimpin dengan memaparkan program kerja dalam 100 hari kepemimpinannya, seperti melakukan normalisasi dan konsolidasi politik dan kemasyarakatan di propinsi Jambi pasca pemilihan Gubernur. Normalisasi sangat penting supaya situasi dan gejolak politik yang pernah berkembang sangat dinamis, saat pemilihan gubernur, dapat diminimalisir. Demikian pula roda pemerintahan, menjadi dapat berjalan normal kembali tanpa gejolak yang berpotensi menghambat kinerja pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai program kerja, apa yang Zulkifli canangkan segera mendapat apresiasi dari masyaraat luas. Baik itu berupa simpati dan dukungan dari masyarakat luas, maupun kritikan tajam dari para aktivis, LSM dan mahasiswa. Sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, Zulkifli memahami, tingginya apresiasi masyarakat pertanda kuat mereka mempunyai perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap “Sang Pemimpin Baru”. Zulkifli berharap agar setiap apresiasi disertai dengan solusi dan argumen yang tepat, demi menyelesaikan masalah secara holistik dan mendalam.
Zulkifli berani mengatakan harapannya demikian, sebab ia memang sudah sangat membuka diri terhadap masyarakat. Ia banyak melakukan komunikasi dua arah dengan berbagai pihak. Hampir semua undangan yang datang kepadanya dipenuhi, terutama jika itu menyangkut program pembangunan daerah. Sampai-sampai ia pernah menghadiri sebuah acara berlangsung hingga pukul 01.00 WIB dini hari, demi mendengarkan secara cermat masukan dan kritikan dari semua pihak tentang langkah kebijakan yang dilakukannya. Program 100 hari merupakan refleksi terhadap aspek-aspek yang sebelumnya sudah Zulkifli perkirakan pasti akan muncul, sebagai cikal bakal terjadinya kontraksi pembangunan di Jambi. Di dalam program tercakup beberapa ide yang bersifat terobosan, beberapa ide yang lain lagi bersifat pengembangan saja dan pemantapan program sebelumnya. Dengan mencanangkan program 100 hari, Zulkifli juga berharap mendapatkan feed back dari masyarakat luas, dan instansi terkait, dalam arti luas. Dengan demikian secara kualitatif menjadi akan tercermin barometer gerakan pembangunan tahap demi tahap. Dari masukan yang diberikan itulah kemudian tersusun pokok-pokok pikiran yang realistis untuk perencanaan dalam segala bidang kehidupan masyarakat Jambi.Pemimpin baru pembawa perubahan, Zulkifli Nurdin, kemudian menyusun proses dan pentahapan program pembangunan dimasa kepemimpinannya. Melalui institusi Bappeda ia merumuskan visi, misi, dan program pembangunan Jambi untuk periode lima tahun ke depan. Ia lantas mencanangkan apa yang disebut sebagai Propeda (Program Pembangunan Daerah) dan Renstra (Rencana Strategis) Provinsi. Kedua pencanangan itu merupakan framework pemerintah daerah lima tahun, yang kemudian menjadi acuan dan pedoman bagi semua dinas dan instansi terkait dalam menjalankan roda pemerintahan daerah.
Pemimpin Era Otonomi Daerah
Satu tahun pertama kepemimpinannya Indonesia masih saja berselimut multikrisis berkepanjangan. Imbasannya sangat terasa hingga ke Jambi. Berbagai gejolak politik dan sosial masih sering terjadi, ditandai sejumlah aksi demo berbagai kalangan, dan praktis sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan program-program pemerintah terutama menciptakan stabilitas daerah yang kondusif bagi pelaku usaha dan investor.
Zulkifli sangat terbebani dan banyak disibukkan oleh persoalan-persoalan yang menuntut penyelesaian segera. Pernah kejadian, sejumlah pelaku usaha yang sudah berminat melakukan investasi keburu menarik diri duluan setelah menyaksikan dinamika sosial dan politik lokal yang bergerak cepat berubah.
Barulah berselang satu tahun Zulkifli mulai dapat meredakan permasalahan-permasalahan sosial, politik dan keamanan secara bertahap. Bahkan, untuk ukuran kondisi paling aktual memasuki masa-masa Pilkada, Provinsi Jambi didkenal sebagai wilayah Indonesia paling aman. Zulkifli Nurdin kemudian memasuki tahun 2001 sebagai tahun mulai berlakunya Otonomi Daerah (Otda) secara penuh. Otda memberikan kewenangan luas kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri, sesuai UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah. Kedua UU tersebut memberikan wewenang secara luas kepada Pemerintah Propinsi, Kabupaten dan Kota untuk mengatur dan membangun daerah sesuai potensi masing-masing. Walau setiap daerah mempunyai kewenangan secara luas mengatur diri sendiri, sesuai ketentuan UU, yang di daerah lain berubah menjadi arogansi aparat Pemda, Zulkifli Nurdin malah bertekad merekatkan hubungan antar Provinsi, Kabupaten dan Kota. Ia berhasil mencegah arogansi kedaerahan. Padahal persis di wilayah kewenangannya terdapat sejumlah persoalan krusial yang menuntut penanganan cepat, seperti konflik lahan perbatasan antara Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo. Demikian pula kasus-kasus perselisihan kepemilikan lahan antara warga dengan perusahaan, atau konflik buruh, amuk massa di Berembang Muara Jambi, dan lain-lain. Zulkifli Nurdin berhasil mengatasi berbagai persoalan krusial tersebut dengan cara sederhana. Ia aktif melakukan musyawarah dengan bantuan mediasi Lembaga Adat dan Legislatif. Zulkifli berhasil mendamaikan perselisihan sengit antar daerah tingkat dua perihal pembagian hasil-hasil alam, termasuk migas salah satunya, dengan melakukan pembagian saham. Masing-masing daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, memperoleh pembagian saham secara proporsional dan adil.
Prioritaskan Kepentingan Rakyat
Sebagai pemimpin yang menjanjikan perubahan yang lahir dari bawah, dan memimpin dengan dukungan penuh rakyat, Zulkifli mempunyai platform yang sangat membumi. Prioritas sasaran pembangunan selama kepemimpinannya ia arahkan kepada kepentingan rakyat di daerah, terutama masyarakat desa. Masyarakat dunia usaha dan investor, yang juga tak ia abaikan, dikerahkan untuk sama-sama menyasar ke pembangunan masyarakat desa. Pembangunan ekonomi kerakyatan ia implementasikan dengan memberikan Kredit Usaha Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (KUPEM). Dengan KUPEM ekonomi rakyat dapat tumbuh dan berkembang, khususnya di sektor pertanian. Zulkifli juga membangun sentra-sentra baru pertanian, seperti sentra kedelai, jagung, jeruk dan lain-lain. Sentra-sentra itu adalah usaha pengembangan potensi holtikultura daerah, yang dapat pula berfungsi membuka kesempatan kerja secara luas. Zulkifli juga menawarkan para pelaku usaha dan investor agar mengembangkan potensi perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan, seperti kelapa sawit dan karet, yang dapat memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. Zulkifli memberikan kesempatan kepada investor membangun segenap potensi daerah, seperti membangun usaha pertambangan minyak dan gas. Demikian pula pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kerinci, bekerjasama dengan pemerintah Norwegia dan Malaysia, kini sudah memasuki tahun ketiga. Zulkifli mendorong terealisirnya kerjasama pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Kabupaten Muara Bungo, yang penandatanganannya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bungo.
Membutuhkan Dukungan Warga
Sambil terus bergerak maju, roda pemerintahan Zulkifli Nurdin tak mau menganggap sepele kendala-kendala yang muncul, terutama jika berkaitan dengan persoalan lingkungan hidup. Zulkifli sangat peduli terhadap sikap sejumlah kecil warga masyarakat, khususnya aktivis LSM yang menolak rencana pembuatan jalan tembus membelah Taman Nasional Kerinci Sebelas (TNKS), di Kabupaten Kerinci. Sikap pro-kontra warga sesunguhnya lebih terkait dengan maraknya tambang emas liar, atau PETI, di Kabupaten Bungo, dan sebagainya. Zulkifli sangat peduli terhadap penolakan warga sebab setiap aksi dan gejolak sosial sekecil apapun pasti berpotensi menghambat arus masuk investasi asing. Zulkifli tak lelah-lelahnya berpidato di berbagai kesempatan, bahwa maraknya aksi demonstrasi apalagi, jika disertai tindakan anarkis, tentu memberi pengaruh negatif dan kurang menguntungkan bagi iklim usaha di daerah Jambi. Ucapan Zulkifffli terbukti dengan hengkangnya sejumlah investor asing dari daerah Jambi, belum lama ini.
Zulkifli memberikan kesimpulan, faktor utama dan terpenting untuk mendukung keberhasilan jalannya pemerintahan dan pembangunan Provinsi Jambi adalah dukungan dari semua golongan masyarakat luas. Dukungan itu sangat perlu untuk mewujudkan proses pembangunan sesuai program, visi dan misi pembangunan daerah yanh dicanangkan. Zulkifli dengan rendah hati menyebutkan, dukungan tersebut bukan hanya dalam bentuk pikiran, melainkan juga berupa perhatian dan partisipasi seluruh warga dalam mengamankan serta menggerakkan roda pembangunan sesuai dengan kemampuan masyarakat. ►e-ti/ht
TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Angkat Perekonomian Jambi
Perekonomian Jambi dalam angka-angka selama lima tahun terakhir adalah perekonomian yang selangkah lebih maju. Padahal, Zulkifli Nurdin saat memangku jabatan 10 Desember 1999, usai dilantik Mendagri Soerjadi Sudirja, menerima warisan perekonomian yang morat-marit, suasana ekonomi makro pun relatif tidak mendukung untuk maju. Tetapi, keadaan menjadi jauh berubah ketika Zulkifli tampil memimpin provinsi bertajuk “Daerah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” ini. Sebagai pengusaha sukses yang tangguh menghadapi segala macam tantangan, Zulkifli Nurdin bersama segenap jajaran berhasil mengatasi segala hal yang berpotensi menghambat laju perekonomian. Ia menetapkan skala prioritas pembangunan, berupa hal-hal yang mendesak untuk segera diselesaikan pada masa-masa awal kepemimpinan. Zulkifli sejak awal sudah menggariskan tujuan utama kepemimpinannya, yakni untuk mendongkrak perekonomian daerah dan memajukan kesejahteraan masyarakat luas. Zulkifli mulai melakukan optimalisasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ia melihat potensi meningkatkan PAD masih sangat terbuka lebar. Kesimpulan ini muncul usai Zulkifli melihat dengan jelas, bahwa dalam APBD tahunan proporsi PAD masih jauh lebih kecil dibanding bantuan pemerintah pusat. Di setiap APBD, proporsi kontribusi PAD hanya berkisar 10-15 persen, sedangkan pusat mampu memberikan bantuan 70-75 persen.Dalam Buku Memori Masa Bhakti Gubernur KDH Tingkat I Jambi (10 Desember 1994-10 Desember 1999), pimpinan Abdurrachman Sayoeti, tercatat bahwa PAD tahunan Propinsi Jambi hanya berkisar Rp 21.346.937.000, atau 28,14 persen dari total APBD Propinsi Jambi Rp 70.076.510.000.
Dorong Aparat
Sebagai pemimpin baru di era otonomi daerah, Zulkifli Nurdin berusaha keras memperbesar penerimaan PAD dengan mendorong aparaturnya berpikir secara corporate. Aparat harus mempunyai pemahaman bahwa proses terjadinya kenaikan PAD ditentukan oleh berbagai macam aspek, dan adanya saling keterkaitan ekonomi antar sektor.Petuah Zulkifli itu menjadi pijakan kuat bagi setiap aparat Pemda, yang kemudian dielaborasi berdasarkan visi dan misi pembangunan Propinsi Jambi. Maka, atas nama kerja keras yang tak kenal henti, Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Zulkifli Nurdin tahun 2003 mencatat, PAD Provinsi Jambi sudah berhasil mencapai Rp 149. 648.651.133,10, berkembang cukup drastis bahkan sangat mengejutkan.Pencapaian PAD 2003 jauh melebihi target awal Rp 111 miliar, atau meningkat 128,61 persen dibandingkan tahun 2001. Ketika hendak mengakhiri masa jabatan lima tahun pertamanya, hingga Juli 2004, Zulkifli berhasil mengumpulkan PAD Rp 150,15 miliar, atau sudah mencapai 60,98 persen dari target awal Rp 143,63 miliar, atau 58,33 persen, atau terjadi surplus Rp 6,51 milyar atau 2,65 persen. Dan, tatkala Zulkifli benar-benar mengakhiri kepemimpinannya pada penghujung 2004, PAD Propinsi Jambi berhasil menembus angka Rp 233,6 miliar. Selain meningkat secara absolut, kontribusi PAD terhadap APBD juga ikut naik menjadi 33,31 persen. APBD Jambi tahun 2004 sudah mencapai Rp 354.284.731.377,86 atau naik 85,34 persen. Ada catatan menarik lain, pada akhir 2002 Zulkifli Nurdin berhasil menyusun Neraca Daerah Provinsi Jambi dengan sisa kas sebesar Rp 95.019.443.884.64, serta meninggalkan asset daerah senilai Rp 1.282.228.698.272.17. Zulkifli juga berhasil mengerek laju pertumbuhan ekonomi daerah terus bergerak naik. Pada periode 1993 hingga 1997 pertumbuhan ekonomi daerah Jambi stabil bertahan pada kisaran tujuh persen. Namun, pada tahun 1998, sebagai efek bola salju krisis ekonomi moneter yang bermula pertengahan 1997, Jambi mengalami perlambatan ekonomi hingga minus 2,90 persen, dan laju inflasi 0,49 persen. Hingga 1999 pertumbuhan ekonomi Jambi masih tetap minus.Namun di akhir masa jabatan pertamanya, 2004, Jambi sudah kembali menikmati pertumbuhan ekonomi daerah 4,47 persen, dengan laju inflasi 7,13 persen. Setahun sebelumnya, 2003, Jambi juga sudah mulai dapat menikmati pertumbuhan ekonomi, besarnya 4,14 persen, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang 3,66 persen. Angka pertumbuhan ekonomi daerah Jambi mendekati lima persen merupakan pertumbuhan luar biasa. Kontribusi paling besar berasal dari sektor pajak. Sumbangan pajak pada tahun 2001-2003 sama jumlahnya dengan pemasukan selama dua puluh tahun pada masa yang lalu.Pertumbuhan ekonomi daerah Jambi yang relatif besar, itu terkait erat dengan pertumbuhan sektor dan capaian persektor. Sektor migas masih cukup signifikan bertumbuh. Pada tahun 1995 migas hanya menyumbang 10,18 persen, namun 2003 bertambah menjadi 15,45 persen. Kontribusi sektor pertanian 30,22 persen (turun 0,1 persen), listrik, gas, air (0, 79 persen), dan industri pengolahan ( 14,53 persen).
Dari sisi inflasi, Propinsi Jambi tahun 2001-2002 menghadapi inflasi masing-masing 10,11 persen dan 12,84 persen. Pada akhir masa jabatan 2004, inflasi Jambi menurun drastis tinggal menjadi 3,79 persen.
Jambi Semakin Maju
Jambi juga mencatat pertumbuhan laju ekspor non migas yang lumayan. Ekspor Jambi tahun 1999 mencapai 267.155 ribu dolar AS. Menurut catatan Bank Indonesia (BI) dan BPS, di tahun 2002 Jambi melakukan ekspor barang senilai 532.200 ribu dolar AS. Jambi tetap mampu menggenjot ekspor, kendati terdapat sejumlah faktor internal dan eksternal perusahaan, melonjaknya sejumlah harga bahan produksi, kesulitan bahan baku, serta kondisi makro perekonomian nasional.Indikator kemajuan Jambi yang lebih nyata mampu diperlihatkan oleh peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita warga Jambi. Pada tahun 1999 PDRB perkapita Jambi naik hanya sebesar 2,68 persen pertahun. Akan tetapi, setelah kepemimpinan berada di tangan Zulkifli Nurdin, setahun kemudian (2001) PDRB Jambi naik 4,81 persen, dan pada semester akhir tahun 2003 pertumbuhannya mencapai 4,47 persen. Pada akhir tahun 2003 Jambi berhasil menembus pencapaian PDRB Rp 12,15 triliun. Menurut hasil riset Universitas Indonesia (UI) Jakarta, berdasarkan data tahun 2002, pada tahun 2006 mendatang PDRB Jambi diperkirakan akan mampu bertumbuh 9,6 persen.Zulifli juga berhasil membuktikan kepedulian mengangkat citra ekonomi lemah. Ketika baru menjabat gubernur ia pernah disodori angka, bahwa perbankan hanya mampu memberikan Kredit Usaha Kecil (KUK), untuk maksud memberdayakan dan mengangkat usaha ekonomi kecil dan menengah, sebesar Rp 366,1 miliar saja. Saat itu, jumlah lembaga keuangan bank baru sebatas 12 bank, sudah termasuk diantaranya BPR, total dengan 84 buah kantor cabang.Nah, selama lima tahun pertama kepemimpinannya Zulkifli berhasil mencatatkan pencapaian angka yang fantastis, perbankan berhasil menyalurkan KUK Rp 1,1 triliun, jumlah lembaga perbankan bertambah menjadi 20 bank, termasuk 4 BPR, dan dukungan 104 kantor cabang.Semua angka-angka kuantitatif yang tampak kasat mata tersebut menjadi indikator utama pertumbuhan perekonomian daerah Jambi dalam lima tahun pertama kepemimpinan Zulkifli Nurdin, “Sang Pemimpin Pembawa Perubahan”. Jambi kali ini adalah Jambi yang sudah berubah menjadi lebih baik dibanding era sebelumnya. Khususnya dalam dua tahun terakhir, wilayah perkotaan Jambi sangat didominasi menjamurnya bisnis ritel dan perdagangan. Berdiri megah sejumlah pusat-pusat perdagangan dan perbelanjaan baru, seperti Wiltop Trade Centre (WTC) persis di bibir sungai Batanghari. WTC merupakan usaha patungan antara investor lokal dengan Pemerintah Jambi, melalui BUMD.Kota Jambi saat ini adalah kawasan perkotaan yang berhasil menunjukkan pertumbuhan luar biasa menjadi sebuah kota modern baru. Kota Jambi, perlahan namun pasti mengalami kemajuan yang tidak terduga-duga. Jumlah penduduk yang bertambah pesat merupakan peluang pasar tersendiri bagi pengembangan berbagai bisnis baru, di sebuah pusat perkotaan ibukota provinsi seperti Jambi.Kalangan dunia usaha, bersama-sama BUMN/BUMD, turut pula aktif berpartisipasi mendorong perkembangan perekonomian masyarakat. Secara khusus masyarakat kecil, secara relatif turut pula bergembira merasakan kepesatan kemajuan Jambi. ►e-ti/ht
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Peduli Rakyat Kecil
Satu hal yang sulit terbantahkan tentang Zulkifli Nurdin adalah, komitmen dan kepeduliannya kepada rakyat kecil sangat begitu tinggi, terutama mereka yang hidup di daerah. Di setiap langkah dan kebijakan pembangunannya yang populis Zulkifli selalu berupaya mencari program terobosan untuk memberdayakan perekonomian rakyat, yang mampu melepaskan ketergantungan masyarakat dari sumber hasil olahan pertanian. Ia memang sangat pro rakyat kecil. Ia memang pengusaha sukses yang hidup dan besar dalam kemewahan fasilitas, sebagai anak sulung Keluarga Besar Nurdin Hamzah. Karena itu, keseriusan Zulkifli mengembangkan dan memberdayakan ekonomi rakyat awal-awalnya sangat diragukan. Setiap program pengembangan ekonomi rakyat yang Zulkifli gulirkan selalu mendapat sorotan publik dan legislatif.
Keragu-raguan itu semakin parah sebab kepemimpinan Jambi sebelumnya tak sedikitpun menunjukkan keberpihakan kepada rakyat kecil. Program ekonomi rakyat seolah jalan di tempat. Kalangan masyarakat, terutama anggota legislatif sangat apatis menanggapi langkah-langkah Zulkifli. Ia harus membutuhkan waktu lama untuk berhasil menggeser image buruk yang diwariskan pemimpin Jambi sebelumnya. Zulkifli kemudian menunjukkan sejumlah agenda besar berikut program-programnya yang jelas serta terukur, sebagai solusi yang efektif sehingga tidak cukup hanya diperbincangkan saja.
Lunccurkan KUPEM dan LKM
Salah satu kebijakan Zulkifli Nurdin yang sangat populer mengangkat derajat kaum miskin, selama lima tahun kepemimpinannya, adalah mendorong peningkatan usaha kelompok masyarakat miskin. Ia meluncurkan program berskema khusus, namanya Kredit Usaha Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (KUPEM). Kredit KUPEM ia salurkan melalui jasa perbankan, dalam hal ini Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jambi. Sebagai program awal, tahun 2001 ia menyalurkan dana KUPEM Rp 5 miliar, bersumber dari APBD Jambi.
Setiap tahun Zulkifli konsisten menyalurkan dana segar baru Rp 5 miliar sebagai KUPEM, dibagi ke semua daerah Kabupaten dan Kota masing-masing Rp 500 juta tiap tahun, dengan bunga rendah 6 persen pertahun, atau 0,5 persen perbulan. Sejak KUPEM meluncur 2001, hingga mengakhiri masa jabatan lima tahun pertamanya 2004, Zulkifli sudah mengalokasikan dana KUPEM Rp 15 miliar, semua diambil dari APBD.
Tingkat penyerapan KUPEM mencapai Rp 10,28 miliar. Realisasi penyaluran, berdasarkan posisi Desember 2003 menunjukkan, sebanyak 438 nasabah, atau 25,31 persen dari total pinjaman, sudah berhasil mengembalikan dana pinjaman. Selain menyalurkan dana KUPEM ia juga menggagas pemberdayaan lembaga keuangan non bank. Zulkifli mendirikan 35 Lembaga Keuangan Mikro (LKM), tersebar di enam daerah Kabupaten dan Kota, berfungsi menyalurkan dana Rp 1.750.000.000 pada tahun 2001. Ke-35 LKM berkembang pesat. Dana yang berhasil disalurkan mencapai Rp 1.968.660.000, atau naik 12,43 persen.
Angkat Derajat Kaum Miskin
Badan Pusat Statistik (BPS), dalam laporan tahunannya pada 2003 berhasil mencatat secara cermat kebeAngkat Perekonomian Jambirhasilan Zulkifli mengurangi jumlah penduduk miskin.
Awalnya, tahun 1999, Zulkifli menerima warisan berupa jumlah penduduk miskin sebanyak 667.600 jiwa, atau 26,64 persen dari seluruh penduduk Jambi. Setahun kemudian, 2000, angka itu perlahan mulai berkurang menjadi 551.000 jiwa, atau 21,15 persen (turun 4,49 persen). Kemudian, tahun 2001, angka penduduk miskin itu berkurang lagi menjadi 480.000 jiwa saja, atau hanya 19,71 persen. Dan tahun 2002 tinggal tersisa 13,18 persen dari seluruh penduduk Jambi.Seluruh pencapaian tersebut memberi makna baru, bahwa sejak menjabat 1999 hingga 2002 Zulikfli telah berhasil mengentaskan penduduk miskin sebanyak 13,46 persen, atau separuh dari jumlah sebelumnya. Derajat kaum miskin terangkat menjadi bukan miskin lagi.Walau demikian Zulkifli belum berani menepuk dada pertanda berbangga hati. Sebab hingga tahun 2003, diantara sembilan provinsi Pulau Sumatera, Jambi baru menempati posisi ketiga sebagai provinsi terbaik. Kriteria provinsi terbaik berdasarkan pada jumlah penduduk miskin paling sedikit.Provinsi terbaik pertama adalah Bangka Belitung, dengan jumlah penduduk miskin 10,06 persen dari seluruh penduduk, terbaik kedua Sumatera Barat 11,24 persen, dan terbaik ketika Jambi sebanyak 12,74 persen, atau total 327.000 jiwa. Zulkifli masih merasa risau, sebab jumlah penduduk miskin itu masih terlalu banyak bila dikaitkan dengan sumberdaya alam Jambi yang melimpah, Jambi y ang memiliki luas 53,4 kilometer persegi dan jumlah penduduk 2,7 juta jiwa.
Kebijakan Berpihak Rakyat Miskin
Zulkifli boleh saja risau. Namun, fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa, sesungguhnya penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin tercapai karena adanya kesungguhaaan pemerintah menurunkan tingkat kemiskinan. Pemerintah berupaya melakukannya melalui sejumlah kebijakan yang berpihak kepada kelompok masyarakat miskin. Implimentasi kebijakan pemberantasan kemiskinan, yang Zulkifli lakukan secara konsisten dan berkelanjutan, mampu menstimulir peningkatan kegiatan ekonomi kelompok masyarakat khususnya di sektor pertanian, industri kecil dan menengah, dan kegiatan perdagangan.Untuk segala kepedulian dan keberhasilan Zulkifli, pada tahun 2003 Presiden Megawati Soekarnoputri atas nama Pemerintah memberikan penghargaan Setya Lencana kepadanya, atas prestasi dan jasa-jasa Zulkifli Nurdin mengendalikan penduduk dan angka kematian ibu dan bayi selama tahun 2003.
Kiat Calon Gubernur Baru
Sebagai pemimpin yang berhasil membawa perubahan, Zulkifli memberi petuah kepada calon pemimpin Jambi siapapun yang akan terpilih pada Pilkada Juni 2005. Berpidato pada Musayawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Provinsi Jambi, Agustus 2004, Zulkifli menyebutkan, perencanaan pembangunan tahun 2005 harus lebih memprioritaskan penekanan penurunan angka kemiskinan.
Merujuk kepada jumlah penduduk miskin Jambi 2002, yang mencapai 298.000 jiwa, atau 13,18 persen, Zulkifli mengatakan, mereka banyak tersebar di kawasan pantai, di sekitar hutan konservasi, serta pinggiran perkotaan. Mereka tertinggal akibat keterbatasan prasarana dan aksesibilitas, ketiadaan ruang untuk melakukan kegiatan ekonomi, persoalan struktural rendahnya kualitas sumber daya manusia, serta jumlah angka pengangguran yang masih tinggi. Zulkifli menyebutkan, Jambi tahun 2005 harus bisa mengurangi angka pengangguran menjadi tersisa 210.000 jiwa saja. Zulkifli merasa begitu yakin bisa mencapainya,asal dengan asumsi laju pertumbuhan ekonomi daerah naik dari 4,47 persen menjadi 5,5 persen, dan tingkat pendapatan perkapita penduduk naik dari Rp 1,87 juta menjadi Rp 2,6 juta pertahun.Zulkifli sudah mengantongi sejumlah kiat untuk mencapai sasaran dimaksud. Diantaranya, meningkatkan usaha masyarakat miskin dengan melakukan pembinaan terhadap 1.420 anak dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Pembentukan KUBE akan menunjang ekonomi keluarga atau kelompok. Ia juga akan memberikan bantuan kesejahteraan sosial terhadap 520 KK muda yang memiliki masalah sosial dan ekonomi.Zukifli masih mempunyai banyak kiat lain kegiatan pemberantasan kemiskinan, yang siap bergulir bilamana terpilih kembali sebagai Gubernur Jambi periode masa jabatan kedua, 2005-2010, baik itu program yang langsung menyentuh kaum miskin maupun tidak. Yang penting, garis kebijakan kesemuanya harus bermuara kepada upaya kolektif meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin. Zulkifli selama lima tahun memimpin berhasil membuktikan komitmennya yang begitu tinggi terhadap pengembangan ekonomi rakyat. Ia tidak berhenti pada retorika dan konsep semata, sebab ia mampu mengimplimentasikannya menjadi berbagai kebijakan yang ditelurkan secara bertahap dan terukur. Cara paling strategis mengurangi jumlah penduduk miskin adalah melalui kebijakan anggaran. Dalam APBD Provinsi Jambi 2004, Zulkifli Nurdin berhasil menggolkan kebijakan mengalokasikan anggaran pengembangan sektor ekonomi rakyat Rp 66,7 miliar, atau setara 42,2 persen dari total APBD. Anggaran itu ia sebar di berbagai sektor dan kegiatan pembangunan. ►e-ti/ht. *** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Pemasar Investasi Terbaik
Wajah Jambi dalam lima tahun terakhir sangat semarak dengan kegiatan investasi dan pembangunan. Modal asing dan dalam negeri yang masuk terus merangkak naik. Zulkifli Nurdin sangat piawai memasarkan potensi wilayahnya ke para investor. Ia adalah pemasar investasi terbaik diantara gubernur yang ada. Keahlian Zulkifli sebagai pemasar investasi menjadi klop dengan kegetolannya membangun proyek-proyek berskala mega. Zulkilfi Nurdin sudah sangat dikenal sebagai satu-satunya gubernur yang sangat getol memperjuangkan terwujudnya berbagai proyek berskala mega. Dengan mendorong realisasi proyek besar, ia berharap pertumbuhan ekonomi wilayah berakselerasi cepat, infrastruktur daerah meningkat lebih baik. Zulkifli hanya punya satu cara mewujudkan impiannya, dan itu konsisten ia jalankan, yakni menggandeng dan menjaring sebanyak mungkin investor dalam dan luar negeri. Provinsi Jambi menurutnya mempunyai keterbatasan kemampuan keuangan. Langkah pertama yang harus Zulkifli lakukan adalah menciptakan suasana dan iklim berusaha yang kondusif, serta bersahabat dengan semua investor. Ia juga harus rajin menjambangi atau mendatangkan para pelaku usaha lokal dan asing, supaya mereka berkenan menanamkan modalnya di bumi “Daerah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” ini.Semula, publik secara kritis bertanya-tanya apa sajakah hasil yang Jambi peroleh dari sejumlah kunjungan dan perjalanan promosi Gubernur ke luar negeri. Apakah ada, PMA yang bersedia melakukan investasi di Jambi. Cibiran itu masuk akal, memang. Di awal kepemimpinan Zulkifli, 1999, krisis ekonomi dan situasi sosial politik masih tak menentu. Jaminan keamanan dalam arti makro secara khusus telah mempersulit masuknya investasi asing ke Indonesia. Siapapun sadar,adalah sulit meyakinkan investor, sekalipun proyek investasi yang ditawarkan begitu menarik dan menguntungkan secara ekonomis.
Jambi Berubah Wajah
Sebagai pemimpin baru yang visioner dan memiliki segudang ide-ide kreatif, bagi Zulkifli, mengunjungi sejumlah negara untuk menggaet investor bukanlah pekerjaan istimewa, sesungguhnya. Sebelum menjabat Gubernur pun, ia sudah terbiasa melanglang buana ke sejumlah negara mencari investor. Pada tahun 1983, misalnya, sambil berdarmawisata ia berhasil menggaet rekan bisnis baru dari Jerman Barat, untuk bersama-sama melakukan investasi pengepakan nenas tangkit.Pada akhirnya faktalah yang berbicara. Ia berhasil memupus keraguan banyak pihak. Arus masuk Penanaman Modal Asing (PMA) ke Propinsi Jambi menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Jambi telah berubah wajah menjadi daerah tujuan investasi yang menjanjikan, berprospek bagus dan menarik. Dalam dua tahun pertama kepemimpinannya Jambi mengalami peningkatan arus masuk investasi 21,3 persen, padahal, dalam waktu bersamaan secara nasional Indonesia justru mengalami penurunan investasi PMA 50 persen. Jambi mempunyai keunikan dalam hal peta perjalanan investasi asing. Pada tahun 1997 Jambi sama sekali belum memperlihatkan peningkatan investasi PMA. Investasi PMA baru masuk ke Jambi tahun 1998, itupun nilainya hanya 11,805 ribu dolar AS. Lalu tahun 1999 tak satupun investasi PMA bertambah, Jambi tetap hanya memiliki 12 proyek PMA. Jambi baru menggeliat tahun 2000, total nilai investasi yang masuk 337.420,84 dolar AS, atau setara dua kali lipat dari akumulasi investasi yang terjadi tahun 1967-1995. Tahun 2001 Jambi mengalami sedikit penurunan investasi, yang masuk hanya 313.512,09 dolar AS.Jika dilihat jumlah perusahaan PMA yang masuk, pada Januari-Desember 2001 sebanyak sembilan perusahaan masuk, atau naik 125 persen dibanding tahun sebelumnya. Dua merupakan perusahaan asal Singapura, bergerak di sektor pengolahan kelapa sawit, satu asal Taiwan bergerak di sektor moulding. Enam perusahaan lainnya berasal dari Malaysia, empat diantaranya perusahaan moulding dan komponen bahan banguinan serta perusahaan pertambangan minyak dan gas. Kesembilan PMA mampu menyerap 6.016 tenaga kerja. Jumlah itu meningkat tajam 482,56 persen dibanding tahun sebelumnya, yang hanya menyerap 1.327 tenaga kerja.
Menandatangani Berbagai MoU
Melewati tahun 2000 dan 2001 semakin banyak saja langkah-langkah terobosan Zulkifli Nurdin menggalang investasi dari dalam dan luar negeri. Ia semakin sering melakukan promosi investasi dan perdagangan. Sejumlah kesepahaman dan saling pengertian berbentuk Memorandum of Understanding (MoU) berhasil ditandantangani. Dengan PT Perusahaan Gas Nasional (PGN), pimpinan WMP Simanjuntak, misalnya. Zulkifli dan Simanjuntak sepakat membangun proyek pemasangan pipa gas bawah laut melintasi Jambi-Kuala Tungkal-Batam-Singapura. Proyek mega senilai 470 dolar AS itu dikerjakan oleh PT Jambi Gas, sebuah perusahaan baru patungan antara Pemerintah Provinsi Jambi dengan PT PGN. Simanjuntak menyebutkan, pendirian perusahaan patungan semacam PT Jambi Gas adalah yang pertama kali terjadi di Indonesia, dan ide tersebut murni meluncur dari “Sang Gubernur Pembawa Perubahan”, Zulkifli Nurdin. Komisi V daan VIII sepakat menyatakan persetujuan pendirian perusahaan patungan, setelah melalui pembahasan yang alot. Pemerintah pun, melalui Menneg BUMN setuju pendirian perusahaan patungan.Selain senang membangun proyek berskala mega, Zulkifli Nurdin juga terkenal getol menawarkan sektor migas sebagai andalan investasi. Dengan sebuah perusahaan asal Singapura, yang tergabung dalam Federal International Ltd, pada 27 Januari 2004 Zukifli berhasil menandatangani pendirian perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan migas. Pendirian perusahaan patungan, yang diberi nama PT Federal Batanghari, merupakan tindak lanjut dari MoU sebelumnya, yang sudah ditandatangani PT Jambi Info Trade Centre dengan pimpinan Federal International Ltd, Mr Koh Kian Kjong, pada 18 Desember 2003. Ketika itu, penandatanganan MoU dilakukan secara sangat unik melalui telekonferensi. Zulkifli menandatangani MoU melalui faksimili yang tersedia di ruang kerja Gubernur.
Dirikan Pusat Promosi di Singapura
Keberhasilan Jambi menggaet investor besar asal Singapura tak lepas dari kecerdikan Zulkifli mendirikan Pusat Promosi Jambi di Singapura (Jambi Promotion Office), pada 4 Desember 2003.
Pendirian kantor pusat promosi di luar negeri merupakan langkah jitu memperluas jaringan pasar produk-prodduk lokal Jambi ke luar negeri, khususnya Singapura.Zulkifli ssudah lama meniatkan menjadikan Singapura sebagai sasaran utama bisnis dan perdagangan Jambi. Bahkan, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Mr Georgge Yeoh, didampingi Duta Besar Singapura untuk Indonesia Edward Lee, dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Slamet Hidayat, akhir Agustus 2003 menyempatkan diri mengunjungi langsung provinsi Jambi.Langkah Zulkifli menggalang kerjasama usaha, perdagangan, dan investasi dengan Singapura memperoleh dukungan kuat dari pemerintah sana. George Yeoh menyebutkan, Singapura siap mendukung kerjasama di berbagai bidang seperti pertanian, prasarana industri. Singapuran juga ikut mengembangkan pelabuhan Muara Sabak, 120 kilometer timur laut kota Jambi, sebagai pelabuhan ekspor berprospek masa depan.Seusai bertemu Zulkifli Nurdin 20 Agustus 2003, GeorgeYeoh kemudian melanjutkan kunjungan bisnisnya ke Kabupaten Kerinci, untuk mempromosikan pariwisata Jambi khususnya wisata alam dan agrowisata Kerinci.Zulkifli juga memperoleh dukungan kuat dari Agri Food & Veterianary Autority of Singapura (AVA), saat Deputi Direktur AVA, Dr. Philip Chew Hong, bertemu Zulkifli di Singapura akhir Desember 2003. Pengusaha Singapura siap membantu penerapan teknologi pengembangan usaha di bidang agrikultur, perikanan dan pertanian Propinsi Jambi, sesuai dengan standar kualitas produk suatu komoditi yang ditentukan. Sehari setelah kedatangan Geeorge Yeoh, sejumlah besar investor asal Singapura berkunjung ke Jambi meninjau sejumlah proyek termasuk meninjau pelabuhan samudera Muara Sabak.Khusus tentang Muara Sabak, banyak pihak sampai-sampai mengacungkan jempol memuji langkah terobosan Zulkifli Nurdin menjadikannya pelabuhan samudera berskala internasional. Dorojatun Kuntjoro-Jakti, selaku Menko Perekonomian, pernah berujar pemerintah pusat siap membantu mensukseskan rencana Muara Sabak sebagai pelabuhan samudera.Nampaknya upaya dan kerja keras Zulkifli menggalang investasi dari dalam dan luar negeri tidak sia-sia. Ini dapat dilihat dari tingginya perhatian sejumlah pejabat dari daerah luar, yang berkeinginan mencontoh Propinsi Jambi dalam mendatangkan investor ke daerah. Di antaranya adalah delegasi dari provinsi Banten, dipimpin Wakil Gubernurnya Ny. Hj. Ratu Chodisyah Maret 2003.
Perkembangan Pencapaian Investasi PMA dan PMDN
di Provinsi Jambi Tahun 1999-2003
Tahun PMA Jumlah PMDN Jumlah
(ribu US$) Perusahaan (juta Rp) Perusahaan
1999 147.377,62 12 25.106.385,91 56
2000 337.420,84 22 26.343.237,78 92
2001 313.512,09 30 27.584.974,47 107 2002 894.953,16 33 28.114.930,28 110
2003 1.297.199,23 42 28.657.489,98 118
Rata-rata 72.24 36,78 3,36 8,23
Sumber: LPJ Gubemur 1999-2003
Jerih payah dan kesungguhan Zulkifli mendatangkan investasi ke “Daerah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” menampakkan hasil, sesssuai dengan peta perkembangan pencapaian investasi PMA dan PMDN di Provinsi Jambi tahun 1999-2003. Keberhasilan itu tak luput dari perhatian sejumlah pejabat provinsi lain, untuk ditiru kiat bagaimana mendatangkan investor. Delegasi Provinsi Banten, misalnya, dipimpin Wakil Gubernur Ny. Hj. Ratu Chodisjah berkenan mengunjungi Jambi pada Maret 2003. ►e-ti/ht
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
Di Bawah Dukungan Rakyat
Zulkifli Nurdin adalah ikon baru pemimpin rakyat yang bersahaja. Gubernur yang selalu bersikap tenang, ini sangat dekat dengan semua lapisan masyarakat. Ia adalah pemimpin yang berdiri di atas semua golongan, agama, etnis, dan budaya. Ia pun memperoleh dukungan penuh dari seluruh warga selama lima tahun kepemimpinannya. Sikap dan tipe kepepimpinan demikian tidaklah muncul tiba-tiba. Ia sudah mendapatkan pelajaran mengenai sifat-sifat dan citra sosial positif sejak kecil dari Sang Ayahanda, Nurdin Hamzah, perintis dan pendiri usaha PT Nurdin Hamzah, (dahulu Firma Nurdin Hamzah).Kesederhanaan lingkungan keluarga, pendidikan kedisiplinan yang tegas, dan hidup di tengah-tengah keluarga bahagia yang religius, membentuk kepribadian Zulkifli sebagai figur yang luwes namun tegas dalam mempertahankan prinsip dan nilai-nilai kebenaran. Ia adalah pemimpin yang teguh memegang prinsip.Zulkifli mulai memupuk jiwa kesetiakawanan sosial saat duduk di bangku Sekolah Rakyat, di Muara Sabak, Jambi. Zulkifli Nurdin adalah solidarity maker di lingkungan teman-teman.Memiliki jiwa sosial yang tinggi, serta mampu menangkap realitas sosial, turut membentuk Zulkifli menjadi sosok yang memiliki banyak ide untuk dituangkan dalam berbagai kegiatan yang berguna. Ketika remaja, misalnya, ia aktif mendorong aktualisasi setiap ide yang teman-temannya lontarkan. Mulai dari gerakan mencari dana untuk menunjang kegiatan ekstra kurikuler di sekolah, memprakarsai pembangunan sarana ibadah, mendorong prestasi atlit daerah, mencarikan beasiswa, sampai kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang lebih luas.
Cepat Memberikan Bantuan
Kesetiakawanan sosial ciri keseharian Zulkifli tetap berlanjut tatkala dipercaya memimpin organisasi profesi Kadinda Jambi. Bersama teman-teman pengurus Kadin, Zulkifli mengambil langkah cepat memberikan langsung bantuan kepada korban gempa bumi di Kabupaten Kerinci. Gempa di tahun 1997 itu adalah gempa terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah provinsi Jambi. Ketika sudah terpilih pun menjadi Gubernur, pergaulan Zulkifli tetap supel tanpa membedakan atau memilih teman. Kesupelan bergaul adalah salah satu kelebihan lain yang sangat menonjol dari Zulkifli, baik ketika berprofesi sebagai pengusaha maupun Gubernur. Sekalipun merupakan putra sulung seorang pengusaha besar bernama Nurdin Hamzah, ketika itu, dan tokoh masyarakat yang cukup disegani, Zulkifli tak perlu bertepuk dada sebagai tanda kebanggan. Ia tidak pernah sungkan bergaul dengan teman-teman yang nyata-nyata berbeda strata sosial dan ekonomi. Zulkifli mempunyai prinsip harus menghormati rekan yang lebih tua, dan mengayomi rekan yang lebih muda.
Perbesar Volume Kunker ke Daerah
Melalui Zulkifli, Jambi mencatat pula sejarah baru yang sangat penting: Pemimpinnya mempunyai kedekatan yang sangat dalam dengan rakyat. Sejak dilantik menjadi Gubernur Zulkifli sudah mempunyai program memperbesar volume kunjungan kerja ke daerah-daerah. Baik itu acara resmi maupun tidak, ataupun sekadar memenuhi undangan warga masyarakat. Pemimpin ini ingin lebih mendekatkan diri dengan rakyat yang ia pimpin. Ia juga ingin mempertajam rasa solidaritas sosial antar sesama, sebagaimana sudah ia asah saat masih belia. Saat berada di tengah masyarakat Zulkifli dapat mendengarkan langsung setiap keluh kesah, harapan dan pandangan masyarakat. Atau, paling tidak dapat bertatap muka langsung dengan warga setempat. Juga dapat berbicara banyak, apakah itu perihal soal-soal pribadi, kemasyarakatan, hingga pembangunan daerah. Zulkifli mempunyai agenda rutin, dua hingga tiga hari dalam seminggu harus berada di tengah-tengah warga.
Bersama warga ia melakukan banyak hal, seperti menggiling padi, memetik jeruk, atau berpangku badan dengan seorang anak rimba (Suku Anak Dalam). Sekalipun hujan, atau matahari begitu teriknya, di lain waktu lagi jalanan penuh lumpur, itu tak menghalangi Zulkifli menemui warga dengan berjalan kaki, menumpang motor ojek, naik speedboat, perahu, atau meniti titian kayu bulat. Pilihan untuk hidup bersama warga sesungguhnya bukan tanpa ancaman resiko keselamatan fisik.Berkali-kali Zulkifli membuktikan kecintaannya yang begitu besar kepada masyarakat. Ia tidak perlu berpikir dua kali untuk meninggalkan ruangan acara seremonial, sekalipun di situ hadir pejabat setingkat Menteri misalnya, bila tiba-tiba mendapatkan kabar ada warganya mendapatkan musibah atau bencana. Misalnya, ketika berlangsung Rapat Koordinasi Gubernur se-Sumatera padahal Zulkifli menjadi ketua rapat dii situ. Ia pun rela menomorduakan kepentingan keluarga jika ada kepentingan yang lebih besar menyangkut warga. Dalam sebuah persidangan DPRD, ia sabar menunggu acara demi acara selasai padahal seorang adik kandungnya, Nurijah Arifien Manap, sedang terbaring kritis di rumah sakit.
Simpati dari Warga Datang Mengalir
Zulkifli Nurdin adalah magnet tersendiri bagi warga, untuk selalu bersimpati kepada Sang Pemimpin, pemilik jiwa sosial tinggi ini.Suatu saat ia berkesempatan mengunjungi masyarakat korban banjir di lokasi pengungsian. Matanya menatap ke seorang ibu yang melahirkan anak di tenda pengungsian. Seketika itu, Zulkifli sontak saja bersimpati, memberi nama kepada sang bayi, mengangkat menjadi anak asuh, serta menanggung seluruh biaya pendidikan hingga perguruan tinggi. Buah terbesar kedekatan dan kesetiakawanan Zulkifli Nurdin adalah, dari seluruh warga yang dicintainya itu ia banyak menerima rasa simpati dan penghargaan tinggi yang datang terus menerus. Sepanjang lima tahun kepemimpinannya, sebagai gubernur pembawa perubahan, Zulkifli menerima sederet gelar adat dari warga. Masyarakat adat Jambi menganugerahinya gelar Sri Paduko Putro Mangku Negoro. Masyarakat Bugis, melalui Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSK), menjulukinya Daeng Mamase. Masyarakat Minang menobatkannya Maharajo Dewang Sangguano, masyarakat Batak menggelarinya Jaihutan Mangaraja.Masyarakat Sumatera Selatan menganugerahinya Arif Mangku Negoro. Bahkan, kumpulan masyarakat Jawa mempercayainya menyandang gelar adat Kanjeng Adipati Haryo Ponoto Nagoro, yang penganugerahannya dihadiri langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Lalu, masyarakat etnis Sunda menobatkannya gelar kehormatan adat Rakean Pangraksa Praja. Sejumlah gelar adat tersebut adalah pertanda penghargaan yang begitu tinggi kepada sang pemimpin. Sekaligus, menjadi bukti pula betapa pluralismenya sikap hidup Zulkifli Nurdin. Ia menerima penghargaan hampir dari etnis yang bermukim di Jambi. Zulkifli Nurdin adalah Gubernur yang berdiri di atas semua golongan, agama, etnis, dan budaya. Ia pun memperoleh dukungan penuh dari seluruh warga selama lima tahun kepemimpinannya. ►e-ti/ht *** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)