Ikranagara

Ikranagara (lahir di Loloan Barat, Bali, 19 September 1943) adalah pemeran dan sastrawan Indonesia.

Karier
Ia memulai kiprah di dunia kesenian melalui drama dan puisi.[1] Keterlibatannya di dunia film sendiri diakui Ikra karena faktor keisengan belaka. Sekurangnya hingga detik ini sudah sekitar 13 film berhasil ia bintangi. Tidak hanya bermain film, penghargaan pun berhasil ia raih, seperti Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (2009), dan Pemeran Utama Pria Terbaik Indonesian Movie Award (2009).[2]
Ikranagara melakukan dekonstruksi terhadap teater tradisional (terutama yang ada di Bali) dalam arti yang positif, artinya berangkat dari hasilnya itu dia kemudian melanjutkan dengan proses intertekstualitas, atau kreatif dan kritis, sambil juga melibatkan intuisi kesenimanannya, yang berakhir dengan melahirkan karya teater masakini yang berakar kepada budaya pra-Indonesia. Bersama Putu Wijaya, ia mendekonstruksi teater tradisional dengan menggali budaya Bali, seperti yang dilakukan Rendra melalui budaya Jawa dan Arifin melalui kesenian Cirebon dan Betawi.[3]

Filmografi
Bernafas dalam Lumpur (1970)
Cinta Biru (1977)
Dr. Siti Pertiwi Kembali ke Desa (1980)
Untukmu Indonesiaku (1980)
Djakarta 66 (1982)
Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1986)
Keluarga Markum (1986)
Bintang Kejora (1986)
Under The Tree (2008)
Laskar Pelangi (2008)
Garuda di Dadaku (2009)
Sang Pencerah (2010)

Karya Teater
Topeng (1972)
Saat-Saat Dramband Mengerang-ngerang (1973)

Karya Sastra
Angkat Puisi (1979)
Tirai (1984)

Sinetron
Sebuah Pintu Sebuah Kalbu (1992)
Masih Ada Waktu (1997)

Penghargaan
Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (2009)
Pemeran Utama Pria Terbaik Indonesian Movie Award (2009)